Efek Bintang BerjatuhanDi Blog/blogspot

Sabtu, 11 Januari 2014

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN “Sel epidermis pada cabe keriting (Capsicum annuum L)”

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 
Sel epidermis pada cabe keriting (Capsicum annuum L)

Dosen :Prasetiyo, M.Pd



Disusun oleh



Nama      :Dyah Ruhmana Septiani
NPM       :12320112
Kelas       :3D



PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2013/2014

A.  TUJUAN
-            Untuk mengetahui penampang membujur bentuk sel penyusun epidermis.
-            Untuk mengetahui bentuk trikoma pada batang tanaman cabai.
-            Untuk membandingkan bentuk trikoma pada organ tumbuhan yang berbeda.

B.  MANFAAT
-            Mampu mengetahui penampang membujur bentuk sel penyusun epidermis
-            Mampu mengetahui tipe stomata pada batang tanaman cabai
-            Mampu mengetahui bentuk trikoma pada batang tanaman cabai

C.  LANDASAN TEORI
Ditinjau dari asal katanya, yaitu dari bahasa Yunani, epi berarti atas, derma berarti kulit. Epidermis merupakan lapisan sel terluar pada daun, bunga, buah, dan biji, serta pada batang dan akar sebelum tumbuhan mengalami penebalan sekunder. Meskipun dari segi ontogeni seragam, dari segi morfologi maupun fungsi sel epidermis tidak seragam. Selain sel epidermis biasa, terdapat sel epidermis yang telah berkembang menjadi sel rambut, sel penutup pada stomata, serta sel lain. Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel. Pada beberapa tumbuhan, sel protoderm pada daun membelah dengan bidang pembelahan sejajar dengan permukaan, dan turunannya dapat membelah lagi sehingga terjadi epidermis berlapis banyak (Hidayat. 1995).Letak dari sel-sel epidermis begitu rapat sehingga diantara sel-sel tidak terdapat ruang-ruang antar sel. Adanya protoplasma walaupun sedikit yang melekat pada dinding selnya, menandakan bahwa sel-sel epidermis itu masih hidup (Sutrian. 2004). Letak dari sel-sel epidermis begitu rapat sehingga diantara sel-sel tidak terdapat ruang-ruang antar sel. Adanya protoplasma walaupun sedikit yang melekat pada dinding selnya, menandakan bahwa sel-sel epidermis itu masih hidup (Sutrian. 2004).Epidermis biasanya terdapat pada seluruh kehidupan organ-organ tumbuhan yang tidak mengalami penebalan sekunder. Tebal dinding sel epidermis berbeda-beda, ada yang berdinding tipis, ada yang dinding periklinal luar atau dinding periklinal luar dan dalam lebih tebal daripada dinding antiklinalnya. Pada sisi luar dinding selulosa sebelah luar biasanya terdapat lapisan yang mengandung pektin yang memungkinkan terlepasnya kutikula dari daun dengan dibantu oleh pektinase atau dengan cara lainnya (Campbell. 2005).Sel-sel epidermis biasanya mempunyai banyak vakuola. Akan tetapi kadang dijumpai adanya vakuola-vakuola berukuran kecil. Dalam sel-sel epidermis mungkin dijumpai tanin, getah serta kristal (Hidayat. 1995).

Derivat Epidermis antara lain :

Stomata berasal dari kata Yunani : stoma yang mempunyai arti lubang atau porus. Esau mengartikan sebagai sel-sel penutup dan porus yang ada di antaranya. Jadi stomata adalah porus atau lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang masing-masing dibatasi oleh dua buah guard cell atau sel-sel penutup. Guard cell adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami perubahan bentuk dan fungsi, juga dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya. Stomata umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, jadi terutama sekali pada daun-daun. Pada tumbuhan yang hidup di bawah permukaan air terdapat pula alat-alat yang strukturnya mirip dengan stomata, padahal alat-alat tersebut bukanlah stomata (Sutrian. 2004).
Sel yang mengelilingi  stomata dapat berbentuk sama atau berbeda dengan sel epidermis lainnya, sel yang berbeda bentuk itu dinamakan sel tetangga. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Stomata terdapat pada semua bagian tumbuahan diatas tanah, paling banyak ditemukan pada daun. Pada daun, stomata ditemukan dikedua permukaan daun atau pada satu muka saja, biasanya pada permukaan bawah. Sel penutup biasanya mengadakan kloroplas sehingga bisa berlangsung fotosintesis. Sel penutup umumnya berbentuk ginjal, tetapi pada tumbuhan monokotil ada yang berbentuk halter. Dimungkinkan ada hubungan antara bagian dalam tubuh tumbuhan dengan dunia luar lingkungan, hal ini sangat berguna bagi proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Stomata berasal dari sel protoderm yang terdapat pada meristem apikal. Fungsi stomata pada daun adalah sebagai tempat pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida, pengatur penguapan (Fahn. 1991).





Pada dikotil dapat dibagi menjadi empat jenis stomata berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup yaitu (Hidayat. 1995) :
1.         Jenis anomositik, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Jenis ini umumnya terdapat pada Ranunculacae.
2.         Jenis anisositik, yaitu sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga yang tidak sama besar. Jenis ini umum terdapat pada Crucifirae.
3.         Jenis parasitik, yaitu setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup celah. Jenis ini umumnya terdapat pada Rubiaciae.
4.         Jenis diasitik, yaitu setiap stomata dikelililngi dua sel tetangga. Jenis ini umum terdapat pada Acanthaciae.

Selain itu juga terdapat tiga kategori sel penutup, yaitu (Hidayat. 1995) :
1.         Mesogen, sel penutup dan sel yang ada di dekatnya yang dapat berkembang atau tidak berkembang menjadi sel tetangga, memiliki asal yang sama.
2.         Perigen, sel yang di dekat stomata yang tidak memiliki asal yang sama dengan sel penutup.
3.         Mesoperigen, sedikitnya satu sel tetangga yang memiliki hubungan langsung dengan stomata, sementara sel yang lain tidak.
Trikoma dalam arti sebenarnya adalah rambut-rambut yang tumbuh (berasal dari kata Yunani), asalnya adalah dari sel-sel epidermis yang bentuk, susunan serta fungsinya memang bervariasi. Trikoma terdapat pada hampir semua organ tumbuh-tumbuhan (pada epidermisnya). Jelasnya yaitu selama organ-organ tumbuhan itu masih hidup. Disamping itu terdapat juga trikoma yang hidupnya hanya sebentar. Trikoma ini biasanya tumbuh lebih dahulu menjelang atau dalam hubungan dengan pertumbuhan organ tumbuhannya. Ditinjau dari susunannya dapat dibedakan menjadi dua, trikoma yang uniseluler dan multiseluler. Sedangkan menurut bentuknya trikoma juga dibagi menjadi dua, trikoma sebagai rambut dan trikoma sebagai sisik (Sutrian. 2004).
Beberapa sel epidermis daun atau cabang membentuk tonjolan dalam bantuk rambut atau trikoma. Trikoma dapat tersebar dalam bentuk tunggal, tetapi adakalanya bergerombol. Trikoma dapat terdiri dari sel tunggal atau beberapa sel bergabung dengan berbagai bentuknya. Mulai dari bentuk sederhana sebagai tonjolan sampai membentuk bangunan komplek yang bercabang-cabang atau berbentuk bintang. Sel-sel penyusun trikoma dapat berupa sel hidup atau sel mati (Fahn. 1991). Penggunaan trikoma dalam taksonomi sangat dikenal. Beberapa famili dapat dengan mudah diidentifikasi dengan adanya tipe atau tipe istimewa berbentuk rambut. Pada kasus yang lain rambut itu penting untuk klasifikasi genus dan spesies dan dalam analisis hibrid antar spesies. Secara garis besar trikoma dapat dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu trikoma tanpa kelenjar dan trikoma berkelenjar (Fahn. 1991).
Trikoma dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
ü  trikoma yang tidak menghasilkan sekret dapat berbentuk rambut bersel satu atau sel banyak
ü   rambut sisik yang memipih dan bersel banyak
ü   rambut bercabang dan bersel banyak, dan rambut akar.
 Sedangkan trikoma yang menghasilkan sekret dapat bersel satu atau bersel banyak dan berupa sisik, trikoma yang menghasilkan sekret yang kental atau koleter, rambut gatal, dan trikoma yang menghasilkan nektar (Hidayat. 1995).
Sel silika dan sel gabus sering kali secara berturut-turut dibentuk dalam pasangan di sepanjang daun. Sel-sel silika yang berkembang sepenuhnya mengandung badan-badan silika yang berupa massa silika yang isotropik dan di tengah-tengahnya buasanya berupa granula-granula renik. Pada pandangan permukaan, benda-banda silika itu mungkin berbentuk bulatan, elips, halter, atau berbeentuk pelana. Dilaporkan adanya silikon dijumpai hanya dalam jumlah kecil dalam sel silika muda, akumulasinya semakin cepat dalam sel yang mengalami proses menua (Fahn. 1991).
Dinding sel gabus disisipi oleh suberin dan banyak diantaranya mengandung bahan-bahan organuk padat. Sel-sel pendek kadang-kadang mempunyai papil, seta, duri, ataupun rambut. memberi perhatian terhadap kenyataan bahwa sel-sel gabus pada banyak tumbuhan memuat badan-badan silika, dan bahwa dalam badan silika rumput-rumputan tertentu juga terjadi dalam beberapa sel memanjang (Fahn. 1991).
Litosit merupakan derivat epidermis yang mempunyai bentuk khusus. Terdapat pada daun tumbuhan Moraceae dan Cucurbitacirae. Dindingnya mengalami penebalan ke arah lumen sel, epidermis yang mengalami penebalan dari luar ke dalam. Penebalan ini berbentuk rumah lebah mengandung selulosa dan kalsium karbonat yang disebut sistolit (Iserep. 1993).
Pada sebagian besar tumbuhan dalam jaringan periderm, terdaapat area terbatas yang sel-selnya tersusun tidak rapat, bersuberin atau tidak. Daerah ini dinamakan lentisel. Lentisel menonjol di atas periderm di sekitarnya, karena ukuran yang lebih besar dan susunan sel-selnya yang tidak rapat, dan biasanya jumlahnya lebih banyak di daerah-daerah ini. Karena kesinambungan ini ruang-ruang antar sel dari lentisel serta dari jaringan sebelah dalam dari organ aksial, diduga bahwa fungsi lentisel berhubungan dengan pertukaran gas, sama dengan stomata pada organ yang hanya ditutupi oleh epidermis (Fahn. 1991).
Sel Kipas (buliform cell) merupakan sel-sel ini berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis, berbentuk seperti kipas, berdinding tipis dan mempunyai vakuola yang besar. Dindingnya terdiri dari bahan-bahan selulosa dan pektin, dinding paling luar mengandung kutin dan diselubungi kutikula. Plasma sel berupa selaput yang melekat pada dinding sel dan berfungsi menyimpan air. Jika udara panas, air dalam sel kipas akan menguap, sel kipas akan mengerut sehingga luas permukaan atas daun akan lebih kecil dari luas permukaan bawah. Oleh karenanya daun akan menggulung dan akan mengurangi penguapan lebih lanjut.
Lenti Sel merupakan pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang disebut lenti sel. Terjadinya lenti sel adalah apabila pada permukaan batang dulu dijumpai stoma, setelah stoma tidak berfungsi lagi maka stoma akan berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus). Karena lubang stoma diisi oleh sel koripeloid, yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung zat gabus. Sel gabus tersebut berasal dari kambium gabus yang tidak membentuk felem ke arah luar tetapi membentuk koripeloid. Semakin lama semakin banyak sehingga dan dapat tersembur keluar, sehingga dari luar tampak sebagai bintik-bintik.
Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah dalam epidermis akar gantung atau akar udara pada tanaman Anggrek. Velamen berfungsi untuk menyimpan air atau menyimpan udara. Epidermis beserta velamen ada yang menyatakan sebagai epidermis ganda atau multiple epidermis.
Parenkim Air (jaringan air) merupakan beberapa lapis sel di sebelah dalam epidermis daun tumbuhan xerofita. Tersusun oleh sel yang besar –besar berdinding tipis dengan vakuola sentral yang besar. Parenkim air berfungsi untuk menyimpan air pada tumbuhan xerofita. Epidermis beserta parenkim air disebut epidermis ganda.

D.  ALAT DAN BAHAN
Alat :                                                   Bahan :
- Mikroskop                                               - Batang cabai
- Silet                                                         - Air
- Pipet                                                       
- Object glass
- Deck glass
- Tissue

E.  CARA KERJA
F  Menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum
F  membuat sayatan (membujur) sitipis mungkin pada batang daun cabai
F  Meletakkan sayatan membujur tersebut pada objek glass, tetesi air dengan pipet, dan tutup dengan deckglass
F  Mengamati menggunakan mikroskop
F  Membandingkan bentuk trikoma pada organ tumbuhan yang berbeda
F  Membandingkan dengan gambar pembanding
F  Menggambar hasil pengamatan
F  Mendokumentasikan hasil pengamatan

.   HASIL PENGAMATAN

Foto Hasil Pengamatan pada Mikroskop
Gambar pembanding (literatur)


Rounded Rectangle: 4Rounded Rectangle: 3Rounded Rectangle: 1Rounded Rectangle: 2

Rounded Rectangle: 2Rounded Rectangle: 1
Keteranagan
1. Epidermis        3.Stomata
2.Trikoma           4.Lenti sel
o   Nama preparat       : Cabe keriting
o   Nama Latin : Capsicum annum L
o   Nama Indonesia : Cabe keriting 
o   Reagen : air
o   Perbesaran 10x10

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Capsicum
Spesies: Capsicum  annum L

-       Dari pengamatan yang dilakukan ,ditemukan adanya trikoma rambut bersel satu

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang saya menemukan sel epidermis,trikoma bersel satu,.  Pada organ batang cabe keriting (Capsicum  annum L). Pada praktikum ini saya melakukan sayatan secara membujur pada organ batang dengan perbesaran mikroskopis pada batang perbesaran mikroskop 10x10
Pada organ batang bentuk sel penyusun epidermis yaitu trikoma, Trikoma berambut sel satu. Pada organ batang bentuk sel penyusun epidermis yaitu trikoma, stomata dan lenti sel. Trikoma berkelenjar dengan jenis trikoma dengan berambut sel satu . Stomata yaitu sel penutup dengan lubangnya sel penutup stomata ada yang melengkung ke dalam dan ada yang menonjol lebih tinggi dari epidermis. Stoma pada organ batang berjenis anomositik. Stoma sendiri berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.  Lentisel juga terdapat didalam stoma, jika stoma tidak berfungsi akan  digantikan dengan lenti sel. Pada sel epidermis, selnya berbentuk memanjang.
Terjadinya lenti sel apabila pada permukaan batang dijumpai adanya stoma, jika stoma tidak berfungsi maka stoma berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus). Karena lubang stoma diisi oleh sel koripeloid yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung zat gabus (Mulyani, sri. 2006).
Perkembangan stomata dari protoderm. Protoderm tersebut membelah menjadi sel besar dan sel kecil. Sel kecil menjadi dua dan berdiferensiasi menjadi sel penutup. Mula-mula selnya kecil dan tidak berbentuk khusus, tetapi berkembang, membesar menjadi bentuk yang khusus. Selama perkembangannya.






KESIMPULAN

1.              Epidermis merupakan lapisan sel terluar dari pada daun, bunga, buah, dan biji, serta pada batang dan akar sebelum tumbuhan mengalami penebalan sekunder.
2.              Trikoma terdapat pada hampir semua organ tumbuh-tumbuhan (pada epidermisnya). Jelasnya yaitu selama organ-organ tumbuhan itu masih hidup. Disamping itu terdapat juga trikoma yang hidupnya hanya sebentar. Trikoma ini biasanya tumbuh lebih dahulu menjelang atau dalam hubungan dengan pertumbuhan organ tumbuhannya. Trikoma pada organ daun berfungsi mencegah penguapan terlalu besar.
3.              Stomata adalah porus atau lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang masing-masing dibatasi oleh dua buah guard cell atau sel-sel penutup. Stoma berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Perbandingan bentuk trikoma pada organ tumbuhan yang berbeda adalah trikoma berkelanjar dengan jenis, trikoma dengan sistolit.



















DAFTAR PUSTAKA

Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta : UGM Press
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB
Sutrian, Yayan Drs. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Campbell, Neil A. 2005. Biologi. Jakarta : Erlangga
Mulyani, Sri E.S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius


PRAKTIKUM CABE (KOLENKIM DAN SKLERENKIM)

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN 
” “Sel Kolenkim dan Sklerenkim pada Cabe Rawit (Capsicum frutescens L)dan cabe keriting (Capsicum annuum L)

Dosen :Prasetiyo, M.Pd


Disusun oleh
Nama      :Dyah Ruhmana Septiani
NPM       :12320112
Kelas       :3D

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2013/2014
A.  Tujuan
·           Mengamati sel kolenkim pada batang cabe rawit
·           Mengamati sel kolenkim pada batang cabe keriting
·           Menbandingkan sel kolenkim  pada daun dan batang pada cabe rawit dan keriting

B.  Manfaat
·           Kita bisa mengetahui dan mengamati struktur dan bentuk sel kolenkim pada daun dan batang cabe rawit
·           Kita bisa mengetahui dan mengamati struktur dan bentuk sel kolenkim pada batang cabe keriting
·           Kita dapat mengetahui perbandingan sel kolenkim  pada daun dan batang  cabe rawit dan keriting

C.  Alat dan Bahan
·           Alat
1.                   Silet
2.                   Mikroskop
3.                   Tisu
4.                   Object glass dan deck glass
5.                   Gambar Pembanding
6.                   Pipet tetes
·           Bahan
Tanaman cabe rawit dan cabe keriting

D.  Cara Kerja kolenkim pada batang
§   Siapkan alat dan bahan
§   Mengambil sayatan pada batang dengan cara membujur
§   Ambil sayatan tersebut letakkan pada object glass
§   Tetesi air pada preparat
§   Letakkan penutup kaca pada preparat
§   Mengamati sel kolemkim pada batang cabe dengan mikroskop dengan perbesaran yang sesuai
§   Temukan bagian yang ingin dicari yaitu sel kolenkim, kemudian bandingkan dengan gambar pembanding
§   Gambar bagian sel yang telah ditemukan
§   Ulangi pada pengamatan pada batang cabe yang lain

E.  Landasan Teori
            Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang  ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi. Jaringan pada tubuh tumbuhan  dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya.
            Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeni, hanya terdiri atas satu tipe sel sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih sel. Parenkim, kolenkim,sklerenkim adalah jaringan sederhana, sedangkan xilem, floem,dan epidermis adalah jaringan rumit. Di tahun 1875, Sachs membagi jaringan dalam tiga system berdasarkan kesinambungan topografi yakni sistem dermal, sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar. Sistem dermal meliputi epidermis, yakni pelindung primer (pertama) bagi bagian luar tubuh, dan periderm, yang menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder.. sistem jaringan pembuluh terdiri dari xilem yakni yang mengangkut air dan garam dalam tanah, dan floem yang mengangkut hasil fotosintesis. 
            Sistem jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk dasar bagiani tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukkan spesialisasi. Jaringan dasar utama adalah parenkim dengan semua ragamnya, kolenkim, yakni jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup, sklerenkim yakni jaringan berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga keras dengan sel yang biasanya mati.
            Dalam tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola khas bagi kelompok tumbuhan yang bersangkutan. Pada dasarnya ada kemiripan dalam pola penyebaran jaringan pada tumbuhan dikotil sebab jaringan pembuluh tertanam dalam jaringan dasar dan sistem dermal merupakan penutup di sebelah luar. Pada tumbuhan dikotil, misalnya jaringan pembuluh batang membentuk silinder berongga. Rongga tersebut terisi jaringan dasar (empulur) dan ada pula yang berada diantara silinder pembuluh dan system dermal (korteks). Pada daun, jaringan pembuluh membentuk system yang beranastomosis dalam jaringan dasar yang terdiferensiasi sebagai mesofil pada akar dapat ditentukan silinder jaringan pembuluh yang seringkali tidak mengelilingi empulur  (korteks).

F  Jaringan Kolenkim
Kolenkim seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik yang bertugas menyokong tumbuhan.Bagian tumbuhan yang tumbuh dengan lambat mengalami pertumbuhan sedikit saja sehingga dukungan oleh turgor dalam sel parenkim sudah cukup. Namun kebanyakan batang tumbuh dengan cepat dan bagian yang tumbuh itu sering menjadi panjang dan ramping. Struktur seperti itu membutuhkan jaringan penyokong yang berfungsi di saat organ yang bersangkutan tumbuh dan harus disusun oleh sel yang juga dapat memanjangkan dirinya sendiri.Persyaratan itu dipenuhi oleh kolenkim.
            Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang menyerupai sel prokambium dan berkembang dalam stadium awal promeristem.Sel kolenkim adalah sel hidup, bentuknya sedikit memanjang, dan pada umumnya memiliki dinding yang tak teratur penebalannya.Berbeda dengan sel sklerenkim yang memiliki dinding sekunder, sel kolenkim hanya memiliki dinding primer, lunak, lentur tak berlignin. Sebaliknya, dinding sekunder pada sklerenkim, bersama dengan dinding primernya, dapat berlignin (mengandung zat kayu) dan karenanya menjadi keras dan kaku,
            Sel kolenkim tetap memiliki protoplas aktif yang mampu melenyapkan penebalan dinding bila sel dirangsang untuk membelah seperti pada waktu sel tersebut membentuk cambium gabus atau menanggapi luka.Dinding sel sklerenkim lebih bertahan dan tak dapat segera dilenyapkan, meskipun protoplasnya masih ada.Kebanyakan sel sklerenkim kehilangan protoplasnya setelah dewasa.
            Sebagaimana diutarakan di atas, kolenkim bertugas sebagai jaringan penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan basah, bahkan terdapat pada organ yang telah dewasa.Kolenkim bersifat plastis dan dapat merenggang secara permanen bersama dengan pertumbuhan organ tempatnya berada.
            Kolenkim, seperti parenkim, dapat mengandung kloroplas dan dapat pula berisi tannin.Dinding sel kolenkim dapat berlignin atau menjadi lebih tebal seperti pada sklerenkim.Namun, karena kolenkim terdiri dari sel hidup maka dinding sel kolenkim dapat menjadi tipis lagi dan sel bersifat meristematik.
            Kolenkim merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan. Secara ontogeni, perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak pada tahap yang sangat awal dari diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris meristem dasar.Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan biasanya berdinding tebal.Kolenkim berfungsi sebagai jaringan penyokong pada organ muda yang sedang tumbuh, pada tumbuhan herbal (herbaceus), dan bahkan pada organ dewasa.Kolenkim bersifat plastis sehingga dapat meregang secara irreversibel dengan adanya pertumbuhan organ.Kolenkim dewasa kurang plastis, lebih kuat, tetapi lebih mudah rusak daripada kolenkim muda.
            Ada hubungan fisiologi dan morfologi antara kolenkim dan parenkim.Pada tempat kedua jaringan tersebut berdampingan terdapat bentuk peralihan atara tipe kolenkim dan parenkim.Kolenkim seperti halnya parenkim dapat berisi kloroplas.Kolenkim  yang mirip dengan parenkim berisi banyak kloroplas, sedangkan kolenkim khusus yang terdiri atas sel yang sempit memanjang, hanya sedikit atau tidak mengandung kloroplas sama sekali. Sel kolenkim dapat juga berisi tanin.
            Pada irisan melintang kolenkim segar, dinding selnya tampak seperti nakre. Dinding kolenkim tumbuhan yang terkena angin lebih tebal.Dinding sel terdiri atas selulosa, sejumlah besar pektin, dan hemiselulosa, tetapi tidak mengandung lignin.Senyawa pektinnya bersifat hidrofil sehingga dinding kolenkim banyak mengandung air.Dinding kolenkim yang menebal sekunder dapat menjadi tipis dan kemudian selnya menjadi meristematis lagi dan mulai membelah.Hal ini terdapat pada jaringan kolenkim yang membentuk felogen.Noktah primer sering kali terdapat dalam dinding kolenkim.
            Kolenkim terdapat di dalam batang, daun, bunga, buah, dan akar.Kolenkim berkembang terutama jika mendapat sinar.Kolenkim tidak terdapat dalam batang dan daun Monokotil yang sklerenkimnya berkembang pada umur awal. Kolenkim biasanya dibentuk tepat di bawah epidermis, tetapi dalam hal khusus terdapat satu atau dua lapisan parenkim diantara  epidermis dan kolenkim. Apabila kolenkim tepat berada di bawah epidermis, seringkali dinding epidermis menebal dengan cara yang sama dengan dinding sel kolenkim.Pada batang, kolenkim terdapat sebagai suatu silinder atau berbentuk pita memanjang (membujur).Pada daun, kolenkim terdapat pada satu atau kedua sisi tulang daun, dan sepanjang tepi daun.
            Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Ada yang berbentuk prisma pendek, mirip sel parenkim, atau panjang seperti serabut dengan ujung meruncing.Sel kolenkim yan terpanjang dijumpai di daerah pusat untaian kolenkim, dan yang terpendek di daerah tepi.Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut, untaian kolenkim dibentuk oleh serangkaian sel yang membelah memanjang mulai dari pusat untaian; setelah pembelahan, sel terus memanjang sehingga sel pusat menjadi yang terpanjang karena yang pertama kali dibentuk dan meningkat sampai panjang maksimum.Selama perkembangan untaian kolenkim ini juga terjadi pembelahan mendatar (horisontal).
Ø    Ciri-ciri Jaringan Kolenkim
                        Kolenkim dewasa adalah suatu jaringan lentur yang kuat, terdiri atas sel panjang yang tumpang tindih (panjangnya dapat mencapai 2 mm) dengan dinding tebal yang tidak berlignin.Kekuatan meregang sel kolenkim sebanding dengan serabut.Pada bagian tumbuhan yang tua, kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin.Terpusatnya lignin terjadi terutama pada lapisan dinding terluar.Biasanya disimpulkan bahwa kolenkim adalah jaringan penunjang yang muda. Apabila kolenkim terdapat pada organ yang berkanjang (persisten) untuk periode yang lama, kolenkim akan mengalami sklerifikasi.
                         Pada bagian tumbuhan yang kuat, kolenkim menjadi keras atau dapat berubah menjadi sklerenkim dengan pembentukan dinding sekunder yang berlignin. Pada tumbuhan dikotil misalnya, tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium maritimun, Viscum album dan Salvia officinalis kolenkim berubah menjadi sklrenkim.
Ø    Letak Jaringan Kolenkim
          Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagian bunga dan buah.Pada akar, kolenkim bisa dibentuk, terutama bila akar didedahkan kepada cahaya.Di banyak monokotil tak ditemukan kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tanaman muda.Biasanya kolenkim terdapat langsung di bawah epidermis.Pada batang, kolenkim bisa membentuk silinder penuh atau tersusun menjadi berkas yang memanjang sejajar sumbu batang.Pada daun, kolenkim terdapat di kedua sisi tulang daun utama atau pada satu sisi saja, serta terdapat pula sepanjang tepi daun.
Ø    Struktur dan Susunan Jaringan Kolenkim dan Macam-macamnya
            Ukuran dan bentuk sel kolenkim beragam.Sel dapat berupa prisma pendek atau bisa pula panjang seperti serat dengan ujung meruncing, namun antara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk peralihan.
            Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang seling, kaya akan selulosa dengan sedikit pektin. Air dalam seluruh dinding sel kurang lebih 67%. Roelofsen (1959) menyatakan bahwa di dalam Petasites, dinding sel kolenkim berisi 45% pektin, 35% hemiselulosa, dan 20% selulosa. Dinding sel kolenkim Petasites ini terdiri atas 7-20 lamela yang bergantian/berseling antara lamela yang mengandung banyak seluosa dan lamela yang mengandung sedikit selulosa.Semakin mendekati lumen sel, selulosanya semakin banyak.
Menurut tipe penebalan dindingnya, kolenkim dibedakan menjadi beberapa macam, sebagai berikut:
a)    Kolenkim sudut (angular kolenkim)
            Penebalan dinding sel kolenkim ini  terjadi pada sudut-sudut sel. Pada penampang melintangnya, penebalan ini tampak terjadi pada tempat bertemunya tiga sel atau lebih, seperti yang terdapat pada tangkai Rumex, Vitis, Begonia, Coleus, Cucurbita, Morus, Beta, dan pada batang Solanum tuberosum dan Atropa belladonna.
b)   Kolenkim lamela (lamelar kolenkim) atau kolenkim papan
            Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding tangensial sel. Kolenkim lamela terdapat pada korteks batang Sumbucus nigra, Rhamnus, dan tangkai Cochlearia armoracia
c)    Kolenkim lakuna (lacunar kolenkim)
Penebalan dinding sel kolenkim ini terjadi pada dinding-dinding yang berbatasan dengan ruang antarsel. Kolenkim lakuna terdapat pada tangkai beberapa spesies Compositae, misalnya Salvia, Malva, Athaea,  dan Asclepias dan pada batang Ambrosia
d)   Kolenkim cincin
            Istilah kolenkim cincin diberikan oleh Duchaigne (1995) untuk tipe kolenkim yang lumen selnya pada penampang melintang tampak melingkar. Muller (1890) menyebutnya knorpel-collenchyma. Pengamatan terhadap kolenkim cincin dewasa tampak adanya penebalan dinding sel secara terus menerus sehingga lumen sel akan kehilangan bentuk sudutnya.
            Dinding sel kolenkim merupakan contoh dinding primer yang amat menebal, sebab penebalan terjadi pada saat sel masih tumbuh membesar.Dinding sel meluas dan sekaligus menebal pula.Dinding kolenkim terdiri dari lapisan yang kaya selulosa dan miskin pektin, bergantian dengan lapisan yang miskin selulosa dan kaya pektin. Dalam bahan segar, kandungan air dari seluruh dinding sekitar 67%. Hal itu disebabkan karena pektin yang bersifat hidrofil. Pada preparat yang dibuat dari sayatan segar dan dilihat dalam air, kandungan air menyebabkan dinding membengkak sehingga tampak amat jelas, berkilauan seperti dinding sebelah dalam cangkang kerang (nacre).Dinding sel kolenkim terdiri atas lapisan yang berselang-seling kaya selulosa dengan sedikit pektin, dan lapisan lain dengan sedikit selulosa dan kaya pektin. Pada bahan segar, ai dalam seluruh dinding sel lebih kurang 67%.
            Menurut Czaja (1961), lamela melintang pada penebalan dinding kolenkim pada banyak kebanyakan tumbuhan dapat dideteksi dengan alat mikroskop cahaya terpolarisasi. Chafe (1970) telah mengamati bahwa orientasi mikroserabut selulosa dalam lamela yang berurutan bergantian melintang dan membujur. Selama perkembangan penebalan dinding, terjadi penambahan lapisan mikroserabut mengelilingi seluruh sel sehingga memperluas keliling sel.
            Pada sebagian besar tumbuhan Dikotil, misalnya tangkai dan batang Medicago sativa, Eryngium maritimum, Viscum album, dan Salvia officinalis, kolenkim berubah menjadi sklerenkim. Menurut Duchaigne (1955), sklerefikasi ini terjadi melalui pembentukan lamela secara sentripetal dan sentrifugal. Selama pertumbuhan lamela, dibentuk lapisan yang kaya selulosa, yang kemudian banyak mengandung lignin.Lamela yang mengandung lignin tampak dengan arah sentrifugal mengelilingi lapisan pertama.Sebagai hasil perkembangan sentrifugal, lamela berlignin yang mengandung senyawa pektoselulosa pada dinding kolenkim tidak tampak.Sering kali sebagian senyawa ada yang masih tertinggal setelah dinding mengalami sklerifikasi.Lamela tambahan berkembang ke arah sentripetal dan lumen sedikit demi sedikit mengecil.
Ø  Struktur Sehubungan dengan Fungsi
            Kolenkim tampaknya beradaptasi, terutama untuk menyokong batang serta daun yang sedang tumbuh.Dinding sel menebal amat dini ketika pucuk berkembang, namun penebalan itu bersifat plastis dan mampu meluas.Sebab itu, penebalannya tidak menghalangi pemanjangan batang atau daun.Pada perkembangan selanjutnya, kolenkim dapat tetap bertahan sebagai jaringan penyokong (terjadi pada banyak macam daun dan pada batang beberapa tumbuhan basah) jika bagian organ tempat kolenkim berada tidak membentuk sklerenkim. Dalam bagian tanaman yang sedang berkembang dan terdedah kepada tekanan mekanik (angin, pemberian bobot yang digantungkan pada ranting), maka penebalan dinding terjadi lebih awal serta dinding terjadi lebih awal serta dinding menjadi lebih tebal dibandingkan dengan bagian tanaman yang tidak terpengaruh tekanan seperti itu.

            Kolenkim dewasa merupakan jaringan yang kuat dan lentur, terdiri dari sel panjang yang saling timpa (dapat mencapai panjang sampai 2 mm) dengan dinding tebal tidak berlignin.Pada tanaman tua, dinding sel kolenkim mengeras atau berlignin serta berubah menjadi sel sklerenkim.

F  jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh bagian  dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat, sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat  memanjang.  Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal. Umumnya, jaringan sklerenkim terdiri atas zat lignin dan tidak mengandung protoplas. Sel-sel sklerenkim hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu (sklereid).
a)    Serat-serat sklerenkim
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serat-serat sklerenkim biasanya merupakan suatu seludang yang berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam xilem dan floem. Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm–25 cm. Beberapa spesies tumbuhan mempunyai serat-serat sklerenkim yang bernilai ekonomis tinggi, misalnya serat manila yang digunakan sebagai bahan dasar tali.
b)    Sel-sel batu
Sel-sel batu terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau dalam biji. Pada tempurung kelapa (Cocos nucifera) hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel batu. Sel-sel batu pada buah dapat memberikan ciri khas, misalnya tekstur berpasir pada kulit buah dan daging buah pir (Pyres communis) atau butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji (Psidium guajava).
Ø  Ciri-ciri jaringan sklerenkim
Ciri-ciri dari jaringan sklerenkim, yaitu :
    Selnya mati
• Dindingnya berlignin (zat kayu) dan mengandung selulosa dinding sel. Sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal
    Umumnya terdapat pada batang dan tulang daun
    Jaringan sklerenkim tersusun dari sel-sel dengan dinding yang keras
    Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa
    Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe : serat (fibre) atau sklereid
    Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.)
    Sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid
    Terdapat pada bagian keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel-sel batu (stone cell, sklereid).
Ø  Struktur dan Fungsi jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah, melindungi tubuh tumbuhan dari kerusakan mekanik, melindungi tumbuhan dari serangan hewan, dan sebagai alat penyokong dan pelindung tumbuhan. Sklerenkim tidak mengandung protoplas, sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena berlangsung penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Jaringan sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu :
a)    Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)
Serat-serat sklerenkim terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang ± 2 mm dan samping yang ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang sudah mati. Dinding selnya mengalami penebalan dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat sklerenkim pada tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan.

Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisahpisah atau dalam bentuk lingkaran di dalam korteks dan floem, dalam kelompok-kelompok yang tersebar dalam xilem dan floem. Pada Gramineae, serat-serat sklerenkim tersusun dalam suatu sistem berbentuk lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan epidermis. Untuk lebih jelas, perhatikan Gambar. Ada dua macam jenis serat sklerenkim, yaitu sebagai berikut.
1.    Serat di Luar Xilem (Ekstraxilari) Serat ekstraxilari ada yang berlignin dan ada pula yang tidak. Serat ini dapat digunakan untuk membuat tali, karung goni, dan bahan dasar tekstil untuk pakaian.
2.    Serat Xilem (Xilari)Jenis serat ini merupakan komponen utama kayu karena dindingnya mengandung lignin yang menyebabkan dindingnya keras dan kaku.

b)    Sel-Sel Batu (Sklereid)
Sklereid terdapat pada bagian tumbuhan, antara lain di dalam korteks, floem, buah, dan biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang mengandung zat lignin yang tebal dan keras. Pada beberapa tumbuhan, kadangkadang ditemukan pula zat suberin dan kutin. Sel-selnya mempunyai noktah yang sempit dan celahnya bundar, membentuk saluran yang disebut saluran noktah. Lumen sel sangat sempit karena adanya penebalan-penebalan dinding sel. Sklereid mungkin bisa dijumpai dalam bentuk tunggal atau kelompok kecil di antara sel-sel, misalnya butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji atau suatu masa sinambung seperti pada tempurung kelapa yang keras. Untuk memahami struktur sel-sel batu ini.

Ø Letak jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh bagian dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di bagian korteks, perisikel, serta di antara xilem dan floem. Jaringan sklerenkim pada bagian keras biji dan buah berupa sklereida. Sklereid juga terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
                 Sklerenkim ada dua jenis, yaitu berbentuk fiber (serat) misalnya rami, dan slereida pada kulit kacang atau kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai alat penyokong dan pelindung.
Ø  Macam-macam sel sklerenkim
a.    Sklereid
Terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Sklereid berhimpun menjadi kelompok sel keras diantara sel parenkim di sekelilingnya. Sklereid dapat dibagi empat macam :
1.    Brakisklereid atau sel batu yang bentuknya hampir isodiametrik, misalnya floem kulit kayu pohon.
2.    Makrosklereid yang berbentuk batang sering ditemukan dalam kulit biji, misalnya pada leguminosae.
3.    Osteosklereid yang berbentuk tulang dengan ujung-ujungnya yang membesar kadang-kadang sedikit bercabang.
4.    Asterosklereid yang bercabang-cabang dan berbentuk bintang sering terdapat pada daun.
b.    Serat
Serat terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Serat paling sering ditemukan diantara jaringan pembuluh. Menurut tempatnya dalam tubuh, dibedakan menjadi serat xilem dan ekstra xilem. Serat xilem merupakan bagian jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium, yakni jaringan yang menghasilkan jaringan pembuluh. Dua macam serat xilem dibedakan berdasarkan tebal dinding dan noktah adalah serat libriform dan serat trakeid. serat extra xilem dalam tumbuhan terdapat di luar xilem, misalnya ditemukan dalam korteks atau dalam floem sebagai bagian dari floem


A.  Hasil Pengamatan

Ø  Pada batang cabe rawit (Capsicum frutescens L)
Foto hasil Pengamatan
Gambar Pembanding







o   Nama preparat       : Cabe Rawit
o   Nama Latin : Capsicum frutescens L
o   Nama Indonesia : Cabe rawit / lombok rawit
o   Reagen : air
o   Perbesaran 10x40

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Capsicum
Spesies: Capsicum frutescens L.
Keterangan
-          Kolenkim sudut (angular kolenkim)
Ø  Pada batang cabe kriting (Capsicum annum L)

Foto hasil Pengamatan
Gambar Pembanding





o   Nama preparat       : Cabe keriting
o   Nama Latin : Capsicum annuum L
o   Nama Indonesia : Cabe keriting
o   Reagen : air
o   Perbesaran 10x40

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Capsicum
 Spesies  : Capsicum annuum L

   Keteraangan
-          Kolenkim sudut (angular kolenkim)


 
A.  Pembahasan
Dari praktikum yang saya amati pada jaringan penyokong, menemukan kolenkim pada batang Capsicum frutesens L dan Capsicum annuum L. Pada praktikum penyokong saya membandingkan tipe kolenkim pada organ tumbuhan ruang antar sel pada organ tumbuhan. Berdasakan bentuk penebalannya tipe kolenkim dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
-          Kolenkim sudut (lamelar kolenkim)
-          Kolenkim lakuna (lacunar kolenkim)
-          Kolenkim cincin (anular kolenkim)
Pada batang  Capsicum frutesens L termasuk kolenkim sudut (angular kolenkim). Penebalan dinding sel kolenkim ini terdapat pada sudut sel.  Pada penampang melintangnya penebalan ini terjadi pada tempat bertemunya 3 sel atau lebih. Bentuknya seperti segitiga. Sedangkan pada batang Capsicum annum L juga termasuk dalam tipe kolenkum sudut (angular kolenkim). Penebalan dinding sel kolenkim ini terdapat pada sudut sel.  Pada penampang melintangnya penebalan ini terjadi pada tempat bertemunya 3 sel atau lebih. Bentuknya seperti segitiga.
            Untuk membandingkan tipe kolenkim dan bentuk penebalan dinding sel yang terdapat pada organ lain, Pada batang Capsicum frutesens L  dan  Capsicum annum L yaitu tipe kolenkim  angular, bentuk penebalan dinding sel terdapt pada sudut sel. Kolenkim sesuai dengan fungsinya sebagai jaringan penunjang, merupakan jaringan yang kuat dengan adaya penebalan pada dinding selnya, bersifat plastis dan fleksibel. Kolenkim dapat menahan tekanan sebesar 1-2 kg/mm2. Sedangkan pada jaringan yang tua akan menjadi lebih keras tetapi lebih mudah patah bila dibandingkan dengan jaringan yang lebih muda.



B.  Kesimpulan

F  Kolenkim seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik yang bertugas menyokong tumbuhan.Bagian tumbuhan yang tumbuh dengan lambat mengalami pertumbuhan sedikit saja sehingga dukungan oleh turgor dalam sel parenkim sudah cukup. Namun kebanyakan batang tumbuh dengan cepat dan bagian yang tumbuh itu sering menjadi panjang dan ramping. Struktur seperti itu membutuhkan jaringan penyokong yang berfungsi di saat organ yang bersangkutan tumbuh dan harus disusun oleh sel yang juga dapat memanjangkan dirinya sendiri.Persyaratan itu dipenuhi oleh kolenkim.




















DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta
Hidayat, Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB
Santoso, Woelaningsih dkk. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta: penerbit karnunika Jakarta Universitas Terbuka.
Tri Wahyu Agustina. 2010. Materi Pokok Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung: Pendidikan Biologi