Efek Bintang BerjatuhanDi Blog/blogspot
Rabu, 12 Juni 2013
Selasa, 11 Juni 2013
MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO
Disusun oleh:
Dyah Ruhmana
Septiani
12320112
2D
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2012/2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Biologi perkembangan ialah
studi proses pertumbuhan dan perkembangan organisme. Biologi perkembangan
modern mempelajari kontrol genetik pertumbuhan sel, diferensiasi sel dan morfogenesis, yang
merupakan proses yang menimbulkan jaringan,organ dan anatomi. Embriologi merupakan
subbidang, studi organisme antara tahap 1 sel (umumnya, zigot) dan
akhir tahap embrio, yang tak perlu awal kehidupan bebas.
Embriologi awalnya merupakan ilmu yang lebih deskriptif sampai abad ke-20. Embriologi
dan biologi pengembangan kini menghadapi bermacam-macam langkah yang diperlukan
untuk pembentukan badan organisme
hidup yang benar dan sempurna.
Penemuan biologi perkembangan dapat membantu memahami
malfungsi perkembangan seperti aberasi kromosom, sebagai
contoh, Down syndrome. Pengertian
spesialisasi sel selama
embriogenesis dapat melindungi informasi pada bagaimana mengkhususkan sel batang pada
jaringan dan organ yang spesifik, yang dapat menimbulkan kloning spesifik
organ untuk tujuan medis. Proses penting secara biologis lainnya yang terjadi
selama perkembangan ialah apoptosis -
"bunuh diri" sel. Untuk alasan ini, banyak model pengembangan
digunakan untuk menguraikan fisiologi dan
dasar molekul proses selular ini.
Selama paruh kedua abad ke-20 macam-macam molekul yang
terlibat dalam perkembangan embrio diidentifikasikan. Faktor turunan merupakan
regulator kunci dari yang gen ditampakkan dalam sel. Kontrol turunan
dalam bermacam-macam tipe sel yang berbeda membuat setiap tipe sel (epitel, otot,
neuron, dsb) menunjukkan jumlah berbeda dari protein yang mungkin.
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa ovum
kosepsi dan implantasi. Ovum yang di lepas oleh ovarium disapu oleh
mikrovilamen-mikrovilamen vibria infundibulum,lalu di tuba falopii
terjadi pembuahan. Hasil konsepsi.
Makalah ini di susun guna memberi pemahaman yang lebih
mendasar tentang pentingnya memperhatikan keseimbangan antara amnion dan likuor
amnii pada ibu hamil sehingga dapat mengontrol kondisi kesehatan ibu hamil
beserta janinya.
Di antara massa embrioblas dengan lapisan
sitotrofoblas terbentuk suatu celah yang makin lama makin besar, yang nantinya
akan menjadi rongga amnionPada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas membentuk
selaput tipis yang membatasi bagian dalam sitotrofoblas (selaput Heuser). Selaput ini
bersama dengan hipoblas membentuk dinding bakal yolk sac (kandung kuning
telur). Rongga yang terjadi disebut rongga eksoselom (exocoelomic space) atau
kandung kuning telur sederhana.
Dari struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk kandung kuning telur, lempeng korion dan rongga korion. Pada lokasi bekas implantasi blastokista di permukaan dinding uterus terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian dari proses penyembuhan luka.
Dari struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk kandung kuning telur, lempeng korion dan rongga korion. Pada lokasi bekas implantasi blastokista di permukaan dinding uterus terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian dari proses penyembuhan luka.
Jaringan endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi mengalami
reaksi desidua, berupa hipersekresi, peningkatan lemak dan glikogen, serta
edema. Selanjutnya endometrium yang berubah di daerah-daerah sekitar implantasi
blastokista itu disebut sebagai desidua. Perubahan ini kemudian meluas ke
seluruh bagian endometrium dalam kavum uteri (selanjutnya lihat bagian selaput
janin).
Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan
embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari
guncangan. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk
jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian
dalamnya terdapat pembuluh darah.
Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.
Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.
Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.
Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
pertumbuhan dan perkembangan embrio?
2. Bagaimana
struktur dan fungsi amnion?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan embrio.
2. Untuk
mengetahui tentang struktur dan fungsi amnion.
BAB 2
PEMBAHASAN
pertumbuhan dan perkembangan embrio
Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemua atau
peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi.
Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan
melakukan pembelahan diri pembelahan sel menuju pertumbuhan dan perkembangan
menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu.
Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio
yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human
chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes
kehamilan.
Tahapan fase
embrionik yaitu :
a.Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula
b.Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Pada stadium blastosis dibungkus dengan sel trofoblas primitive. Di dalam sel tersebut terjadi produksi hormon secara aktif sejak awal kehamilan dan juga membentuk EPF (early pregnancy factor ) yang mencegah rejeksi hasil konsepsi. Pada stadium ini juga zigot harus mengadakan implantasi untuk memperoleh nutrisi atau oksigen yang memadai.
c.Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sangat komples dipengaruhi
oleh kesehatan ibu, janin dan plasenta sebagai akar yang memberikan nutrisi.
Hasil konsepsi membentuk embrio atau mudigah, sudah terdapat rancangan bentuk
alat – alat tubuh dari umur 3- 5 minggu. Kemudian menjadi janin dimana mulai
berbentuk manusia pada umur di atas 5 minggu.Dalam embrio, pembuluh
darah sepalik akan mengadakan diferensiasi membentuk jantung. Pertumbuhan dan
perkembangan embrio dalam uterus yaitu :
1. Embrio
pada usia 2-4 minggu
Terjadi
perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa satu titik telur menjadi satu
organ yang terus berkembang dengan pembentukan lapisan-lapisan di dalamnya.
Jantung mulai
memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke-20 dan hari berikutnya
muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus
berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
Sudah terbentuk
organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem
saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6
cm.
2. Embrio
pada usia 4-6 minggu
Sudah terbentuk
bakal organ-organ
Jantung sudah
berdenyut
Pergerakan sudah
nampak dalam pemeriksaan USG.
Panjang
embrio 0,64cm.
Tangan dan kaki
sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio
berukuran 4 cm.
3. Embrio
pada usia 8 minggu
Pembentukan organ
dan penampilan semakin bertambah jelas, seperti mulut, mata dan kaki.
Pembentukan usus
Pembentukan
genitalia dan anus
Jantung mulai
memompa darah
Seluruh organ
tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai
7 cm dengan berat 20 gram.
4. Embrio
pada usia 12 minggu
Embrio berubah
menjadi janin
Usus lengkap
Genitalia dan
anus sudah terbentuk
Menggerakkan
anggota badan, mengedipkan mata, mengerutkan dahi, dan mulut membuka.
Sudah disebut
dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram
dengan panjang 14 cm.
5. Embrio
usia 16 minggu
Gerakan fetal
pertama (quickening)
Sudah mulai ada
mekonium dan verniks caseosa
Sistem
musculoskeletal sudah matang
Sistem saraf
mulai melaksanakan kontrol
Pembuluh darah
berkembang dengan cepat
Tangan janin
dapat menggenggaam
Kaki menendang
dengan aktif
Semua organ mulai
matang dalam tubuh
Denyut jantung
janin (DJJ) dapat di dengar dengan Doppler
Berat janin 0,2
kg.
Janin akan lebih
aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang.
Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG
(Ultra Sonographi).
6. Janin
pada usia 24 minggu
Kerangka berkembang
dengan cepat karena aktifitas pembentuksn tulang meningkatkan
Perkembangan
pernapasan dimulai
Berat janin
0,7-0,8 kg.
Janin sudah dapat
bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi)
7. Janin
pada usia 28 minggu
Janin dapat
bernafas, menelan, dengan mengatur suhu
Surfaktan
terbentuk di dalam paru-paru
Mata mulai
membuka dam menutup
Ukuran janin 2/3
saat lahir.
Janin bergerak
dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
8. Janin
pada usia 32 minggu
Simpanan lemak
cokelat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi
setelah lahir
Mulai menyimpan
zat besi, kalsium, dan fosfor
Bayi sudah tumbuh
38-43 cm.
Janin semakin
aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin bertambah,
seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram.
9. Janin
pada usia 36 minggu
Seluruh uterus
terisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi bergerak dan memutar banyak
pertama samapai
system kekebalan bayi bekerja sendiri.
Posisi kepala
janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirkan.
Antibodi ibu di
transfer ke janin,yang akan memberikankekebalan selama 6 bulanpertamasampai
system kekebalan bayi bekerja sendiri.
STRUKTUR DAN FUNGSI AMNION
Amnion (air ketuban) merupakan elemen dari kehamilan yang sangat penting
untuk diketehui. Air ketuban ini dapat di jadikan acuan dalam menentukan
diagnosis kehamilan dan kesejahteraan janin. Antara membran korion dengan
membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga
ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput janin
selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion. Kavum uteri juga terisi oleh
konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis.
Sejak awal kehamilan cairan amnion telah terbentuk. Cairan amnoin merupakan
pelindung dan bantalan untuk proteksi sekaligus menunjang pertumbuhan.
Osmolalitas, kadar natrium, ureum, kreatinin tidak berbeda dengan
kadar pada serum ibu. Artinya kadar di cairan amnion merupakan hasil difusi
dari ibunya. Cairan amnion dilindungi oleh selaput amnion yang merupakan
jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat. Bagian dalam selaput yang
berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboid, yang asalnya ectoderm.
Jaringan ini berhubungan dengan lapisan interstisial yang mengandung kolagen I,
III, dan IV.
Selaput amnion yang meliputi permukaan plasenta akan mendapatkan
difusi dari pembuluh darah korion di permukaan.bagian luar dari selaput yaitu
jarigan masenkim, yang berfungsi menghasilkan kolagen sehingga selaput menjadi
lentur dan kuat. Disamping itu, jaringan tersebut menghasilkan sitokin, zat ini
bermanfaat untuk melawan bakteri. Volume cairan amnion pada kehamilan aterm
rata-rata ialah 800ml, cairan amnion mempunyai pH 7,2. Setelah 20 minggu
produksi cairan berasal dari urin janin. Sebelumnya cairan amnion juga banyak
berasal dari rembesan kulit, selaput aamnion dan plasenta. Janin juga meminum
cairan amnion ( diperkirakan 500 ml/hari). Selain itu, cairan ada yang masuk ke
paru sehingga penting untuk perkembangannya.
Masalah pada klinik ialah pecahnya ketuban berkaitan dengan kekuatan
selaput. Pada perokok dan infeksi terjadi pelemahan pada ketahanan selaput
sehingga pecah. Pada kehamilan normal hanya ada sedikit makrofag. Pada saat
kelahiran leukosit akan masuk ke dalam cairan amnion sebagai reaksi terhadap
peradangan. Pada cairan amnion juga terdapat alfa feto proyein (AFP) yang
berasal dari janin, sehingga dapat dipakai untuk menentukan defek tabung saraf.
Mengingat AFP cukup spesifik, pemeriksaan serum ibu dapat dilakukan pada
kehamilan trimester II. Namun, sangat disayangkan kelainan tersebut terlambat
diketahui.
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion. Di dalam
ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii). Asal cairan
amnion terutama disekresi oleh dinding selaput amnion atau plasenta,
kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi
juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion.
1. Struktur
Amnion, yaitu:
a. Volume
pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1.000-1.500 cc.
b. Berwarna
putih keruh,berbau amis,dan terasa manis
c. Reaksinya
agak alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008.
d. Komposisinya terdiri atas 98% air,sisanya
albumin, urea, asam urat, kretinin, sel-sel epitel rambut lanugo, ferniks
caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein 2,6% garam/liter
e. Sirkulasi
sekitar 500 cc/jam.
2. Fungsi amnion, yaitu :
a. Homeostasis
yaitu menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam basa (pH) dalam rongga
amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin yaitu menstabilkan
suhu tubuh janin tetap hangat.
b. Mekanik yaitu menjaga keseimbangan
tekanan dalam seluruh ruangan intrauterine dan menahan tekanan uterus.
c. Proteksi yaitu melindungi janin
dari trauma atau benturan dengan benda luar uterus
d. Mobilisasi
yaitu memunkinkan jeni bergerak bebas.
e. Pada persalinan yaitu
membersihkan dan melicinkan jalan lahir dengan cairan yang steril sehingga
melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.
f. Secara
klinik cairan amnion juga dapat bermanfaat untuk deteksi dini kelainan kromosom
dan kelainan DNA dari 12 minggu sampai 20 minggu.
g. Cairan
amnion juga penting menghambat bakteri karena mengandung zat seperti fosfat dan
seng.
3. Cara mengenali amnion :
a. Dengan
kertas lakmus.
b. Makroskopis,
berbau amis, adanya lanugo dan ferniks serta bercampur mekonium.
c. Mikroskopis,
terdapat lanugo dan rambut.
d. Laboratorium,
kadar ureum rendah di bandingkan dengan air kemih (urine).
4. Kelainan
jumlah cairan amnion yaitu :
a. Polihidramnion
yaitu air ketuban yang berlebihan, di atas 2000 cc. Dapat mengarahkan
kecurigaan adanya kelainan kongenital susunan saraf pusat, sistem pencernaan,
gangguan sirkulasi atau hiperaktifitas sistem urinaria janin.
b. Oligohidramnion
yaitu air ketuban yang sedikit, di bawah 500 cc. umumnya kental, keruh, dan
berwarna kuning kehijauan. Oligohidramnion berkaitan dengan kelainan ginjal
janin.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim, sangat komples dipengaruhi oleh kesehatan ibu, janin dan
plasenta sebagai akar yang memberikan nutrisi. Hasil konsepsi membentuk embrio
atau mudigah, sudah terdapat rancangan bentuk alat – alat tubuh dari umur 3- 5
minggu. Kemudian terus berkembang hingga menjadi janin yang dapat dibedakan
bagian – bagian tubuhnya.
Amnion dan Liquor amnii merupakan
suatu rangkaian yang tidak dapat di pisahkan.apabila salah satu mengalami
gangguan maka akan mengurangi proteksi pada janin dan dapat mempersulit
berlangsungnya proses persalinan. Amnion memiliki banyak fungsi bagi janin.
Yaitu sebagai proteksi, mobilisasi, homeostasis, mekanik dan sampai pada
persalinan masih memiliki fungsi.
DAFTAR
PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde.
1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.
Prawirohardjo, Sarwono.
2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: bina pustaka sarwono.
Sulistyawati, Ari.
2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Jumat, 31 Mei 2013
TUGAS JURNAL
Jurnal :
1. Kualitas Hidup Pada Penderita Kanker Serviks Yang Menjalani Pengobatan Radioterapi
2. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA REMAJA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKART
3. PERBEDAAN PEMANFAATAN MULTIMEDIA FLASH DAN CERAMAH SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA BAGI REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 3 TURI KABUPATEN SLEMAN
4. FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI PRAKTIK PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
Kamis, 30 Mei 2013
Jumat, 17 Mei 2013
BIODATA
Langganan:
Postingan (Atom)